Warga Pasang Monumen di Bibir Kolam Lumpur Sidoarjo.
SIDOARJO, KOMPAS.com
Selain menenggelamkan patung raksasa dan patung jalangkung, pada aksi peringatan tujuh tahun lumpur Sidoarjo, Rabu (29/5/2013), warga juga memasang monumen Tragedi Lumpur Lapindo.
Monumen dari batu cor tersebut dipasang di bibir kolam lumpur, tepatnya di bekas lokasi Desa Mindi, Kecamatan Porong, Sidoarjo. Monumen itu bertuliskan, "Lumpur Lapindo telah mengubur kampung kami, Lapindo hanya mengobral janji palsu. Negara abai memulihkan kehidupan kami. Suara kami tak pernah padam agar bangsa ini tidak lupa".
Menurut koordinator aksi, Catur Nusantara, monumen itu mengingatkan kepada semua pihak bahwa korban lumpur Sidoarjo akan selalu menuntut pemulihan kehidupan mereka yang telah hancur akibat lumpur. ''Semangat kami akan terus berkobar dan tidak akan padam,'' katanya.
Aksi juga diramaikan penampilan foto-foto kerusakan sarana permukiman dan infrastruktur akibat lumpur, aksi teatrikal berenang dalam lumpur, dan aksi musik jalanan oleh komunitas musik jalanan.
Dalam aksi solidaritas peringatan bencana lumpur Sidoarjo tahun ini, korban lumpur didukung oleh sejumlah elemen, di antaranya Walhi, UPC, Jatam, Sanggar Sahabat Anak, Sanggar Merah Merdeka, Sanggar Bocah Dolanan, dan puluhan komunitas dari sejumlah wilayah konflik tambang dari sejumlah provinsi.
Sebelumnya, masih dalam rangkaian peringatan tujuh tahun lumpur Sidoarjo, warga korban lumpur juga menggelar seminar dan diskusi tentang lumpur Sidoarjo di kampus Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
TEORI ALBER ELLIS
Ellis memandang bahwa manusia itu bersifat rasional dan juga irasional. Orang berperilaku dalam cara-cara tertentu karena ia percaya bahwa ia harus bertindak dalam cara itu. Pandangan pendekatan rasional emosi tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teor Albert Ellis. Teori Ellis REBT berlandaskan pada lima hal yang dikenal sebagai singkatan ABCDE :
Activating experiences, mencakup peristiwa yang dialami individu. Pengalaman-pengalaman yang berupa fakta, kejadian, dan lain-lain.
· Beliefs mencakup kepercayaan atau keyakinan yang irasional tentang Event yang terjadi di “A” Manusia memiliki 2 sistem berpikir:
1. Rasional (sistem berpikir seseorang yang tepat, masuk akal, bijaksana)
2. Irasional (sistem berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal,dan cenderung emosional)
· Consequence, yakni konsekuensi-konsekuensi berupa gejala neurotic dan emosi negative, seperti panic, dendam, dan amarah karena depresi.
· Dispute, usaha untuk membantah segala kepercayaan irasional. Menggantikan/mengubah perasaan negatif ataupun pemikiran yang tidak realistis menjadi lebih rasional sehingga dapat membuat penilaian yang sesuai atau tepat untuk masalah situasi tersebut.
· Psychological Effect, efek psikologis yang baru. Hasil pemikiran yang lebih beralasan (rasional) tentang peristiwa yang asli atau perubahan interpretasi seseorang terhadap sebuah situasi.
Analisa Berdasarkan Teori Albert Ellis
Berdasarkan dari berita diatas bahwa warga sidoarjo menggelar aksi peringatan atas musibah lumpur lapindo. Musibah itu mengakibatkan banyak korban jiwa, menenggelamkan ratusan rumah, dan membuat kerugian besar bagi warga disana. Dari peristiwa musibah lumpur lapindo itu, membuat kenangan yang buruk bagi warga sidoarjo, dan peristiwa yang tak terlupakan bagi mereka, karena menurut mereka, musibah itu, dikarenakan kelalaian yang bekerja diperusahaan itu. Ini bisa dikaitkan dengan teori activating, karena dari teori ini menjelaskan peristiwa luar yang dialami individu.
Setelah musibah itu, perusahaan pun menjanjikan akan menganti rugi kepada masyarakat yang terkena musibah, berupa rumah, dan material lainnya. Dan juga perusahaan meminta maaf sebesar-besarnya atas musibah itu. Akan tetapi sudah bertahun-bertahun lamanya setelah musibah itu, perusahaan belum ada memberikan apa pun dari apa yang mereka janjikan ke masyarakat. Dari hal itu, bisa dikaitkan dengan teori beliefs, karena teori ini menjelaskan mencakup kepercayaan atau keyakinan yang irasional tentang apa yang terjadi di “A”. Dikarenakan perjanjian yang perusahaan janjikan ke masyarakat, sedikit masih bisa terobati luka kesedihan, rasa duka masyarakat yang menjadi korbam musibah itu, akan tetapi perusahaan belum ada memberikan apa pun ke masyarakat setelah bertahun-tahun musibah itu berlalu.
Hal itu yang membuat masyarakat sidoarjo geram kepada perusahaan lapindo, karena belum ada apa pun yang mereka berikan dari apa yang mereka janjikan kepada para korban, hanya sedikit yang masih diberikan. Pada saat itu dan sampai sekarang, masyarakat menggelar aksi protes, demo ke perusahaan itu, rasa emosi, marah, dan kecewa yang masyarakat rasakan. Karena mereka sudah terlanjur percaya kepada perusahaan yang sudah menjanjikan ganti rugi kepada para korban. Ini bisa dikaitkan dengan teori consequence, karena teori ini menjelaskan Konsekuensi yang secara emosi tentang kepercayaan irasional. Disini kepercayaan masyarakat hilang ketika perusahaan tidak bertindak seperti apa yang mereka janjikan.
Setelah sekian lama, akhirnya pun perusahaan mulai bertindak dan memberikan kepada masyarakat, para korban, yang apa mereka janjikan saat itu. Bangunan-bangunan rumah sudah mulai dibangun, material-material sudah di berikan, hal ini membuat rasa percaya masyarakat mulai timbul ke perusahaan lapindo, walau terkadang aksi-aksi demo masih digelar, karena kekecewaan mereka masih belum terobati. Ini bisa juga dikaitkan dengan teori dispute, karena teori ini menjelaskan usaha untuk membantah segala kepercayaan irasional. Menggantikan/mengubah perasaan negatif ataupun pemikiran yang tidak realistis menjadi lebih rasional sehingga dapat membuat penilaian yang sesuai atau tepat untuk masalah situasi tersebut. Tindakan perusahaan yang mulai menepati janji mereka, yang mebuat rasa percaya masyarakat ke perusahaan mulai timbul, dan membuat situasi sedikit lebih tenang.
Sampai sekarang, setelah musibah itu berlalu, menyisakan kepedihan yang mendalam bagi para korban, dan masyarakat sidoarjo. Peristiwa itu memiliki dampak negative bagi para korban, karena kehlangan keluarga, rumah, dan harta mereka, dan juga janji-jaji palsu perusahaan dan pemerintah, yang mebuat mereka sangat kecewa dan geram. Dampak positifnya, kita sebagai warga Indonesia, turut perihatin, dan juga ikut menggelar aksi solidaritas kepada pemerintah, yang mana bisa kita kritik kinerja mereka, karena kita sebagai masyarakat Indonesia, seharusnya dilindungi, dibuat makmur, bukan dibuat sengsara dan susah. Hal ini termasuk juga dalam teori psychological effects, karena teori ini menjelaskan efek psikologis yang baru. Hasil pemikiran yang lebih beralasan (rasional) tentang peristiwa yang asli atau perubahan interpretasi seseorang terhadap sebuah situasi.
"Lumpur Lapindo telah mengubur kampung kami, Lapindo hanya mengobral janji palsu. Negara abai memulihkan kehidupan kami. Suara kami tak pernah padam agar bangsa ini tidak lupa ".
Terima kasih, selamat membaca, jika ada kritik atau saran, boleh dikomentari.
Susah bacanya. Background nya full banget ☺☺
BalasHapus