Minggu, 23 Maret 2014

KELOMPOK 5
1. Julia Therisa "
2. Hotma Indra Hakim (13-013)
3. Rifqy Tiara Balqish (13-029)
4. Dewi Sitepu
5. Ester Sihombing (13-109)


Vygotsky menyatakan bahwa kemampuan kognitif berasal dari hubungan sosial dan kultur, vygotsky mengatakan bahwa,perkembangan anak tidak bisa dipisahkan dari kegiatan sosial dan kuktural ( Holland, dkk.,2001). Beliau percaya, bahwa perkembangan memori, perhatian, dan nalar, melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alat yang ada dalam masyarakat, seperti, bahasa,berinteraksi, dan lain lain. Teorinya mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi oleh situasi dan bersifat kolaboratif. Memperoleh pengetahuan dapat dicapai dengan baik melalui interaksi dengan orang lain dalam kegiatan bersama.
            “Saya dulu anaknya pendiam, tidak terbuka, dan mudah bergaul juga sih, tapi untuk pembelajaran saya, saya sangat kurang kala itu. Semua itu terjadi, dari SD sampai dengan SMP, dan SMA lah, saya mulai terbuka, dan mudah berinteraksi dengan semua orang. Di masa SMA itu lah, saya mulai belajar, bagaimana saya harus bisa aktif, dalam belajar atau apa pun, misalnya berorganisasi. Kala itu saya sangat bersyukur, mempunyai teman-teman yang selalu mendukung saya, baik dalam pembelajaran maupun hal-hal yang lain, dan hasilnya, saya menjabat sebagai ketua kelas, selama 3 tahu, dari kelas 1 SMA sampai dengan kelas 3, kelas 2 dan kelas 3 itu, saya  berada di kelas unggulan, dan untuk kali pertama, saya menjadi ketua kelas, selama 3 tahun. Hal yang lain, setelah di SMP, akademik saya sangat jelek, di SMA saya, alhamdulillah berhasil masuk 10 besar rangking kelas, dari kelas 2 SMA , sampai kelas 3. Dan juga saya berada di urutan ke 19 dari 50 orang, dalam mengikuti olimpiade geografi dan kimia. Jadi, setelah di SMA lah saya, mulai menjadi anak yang aktif dan mudah berinterkasi dengan semua, dan menjadikan saya, anak yang selalu berusaha dan giat.

Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual development dan potensial development, yang mana seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri. Batas atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur. Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan anak.

            “Ketika saya kelas 2 SMA, saya di tunjuk oleh pengurus SMA saya, untuk mengikuti olimpiade geografi dan kimia (kebumian). Nah , pada saat itu saya bingung, entar harus mulai dari mana untuk persiapan olimpiade itu. Setelah saya merenunginya, saya menjumpai senior kelas 3 yang pernah mengikuti olimpiade itu. Dan saat itu juga, saya diarahkan dan di beri petunjuk tata cara mengikuti olimpiade itu, dan bagaimana cara mengerjakan dan mengatasinya. Disitu saya termotivasi untuk lebih semangat mengikuti olimpiade itu, dan kedepannya saya belajar sendiri, dan memecahkan masalah soal-soal olimpiade sebelumnya.

SCAFFOLDINGS
Teori Vygotsky yang lain adalah “scaffolding“. Scaffolding merupakan suatu istilah pada proses yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui Zone of proximal developmentnya.Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan,memberikan kepada seseorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri.

“Ketika saya berumur 6 tahun , dan baru menjejaki SD, saya dulunya suka menggambar, entah apa yang saya gambar saya tidak tahu, tapi tetap saya lakukan, di dinding-dinding rumah, lantai, dimanapun itu. Dan suatu hari, saya menggambar-gambar di kertas, lalu ibu saya menghampiri saya, dan mengajarkan saya menggambar dengan baik, saya masih ingat waktu itu, gambaran ibu saya bagus sekali, kala itu ibu saya menggambar pemandangan, dan saat itu juga saya diajari olehnya, dan sekalian juga berkata, kalau saya menggambarnya di buku gambar, tidak dimana-dimana, karena akan terlihat rapid an bagus, jika di buku gambar. Di situlah saya, pertama kali di beri oleh ibu, buku gambar, yang sangat besar, saya sengat senang kala itu, dan kedepannya, saya lebih giat menggambar di buku gambar”


KELOMPOK 5
1. Julia Therisa "
2. Hotma Indra Hakim (13-013)
3. Rifqy Tiara Balqish (13-029)
4. Dewi Sitepu
5. Ester Sihombing (13-109)
 

Vygotsky menyatakan bahwa kemampuan kognitif berasal dari hubungan sosial dan kultur, vygotsky mengatakan bahwa,perkembangan anak tidak bisa dipisahkan dari kegiatan sosial dan kuktural ( Holland, dkk.,2001). Beliau percaya, bahwa perkembangan memori, perhatian, dan nalar, melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alat yang ada dalam masyarakat, seperti, bahasa,berinteraksi, dan lain lain. Teorinya mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi oleh situasi dan bersifat kolaboratif. Memperoleh pengetahuan dapat dicapai dengan baik melalui interaksi dengan orang lain dalam kegiatan bersama.

            “Saya dulu anaknya pendiam, tidak terbuka, dan mudah bergaul juga sih, tapi untuk pembelajaran saya, saya sangat kurang kala itu. Semua itu terjadi, dari SD sampai dengan SMP, dan SMA lah, saya mulai terbuka, dan mudah berinteraksi dengan semua orang. Di masa SMA itu lah, saya mulai belajar, bagaimana saya harus bisa aktif, dalam belajar atau apa pun, misalnya berorganisasi. Kala itu saya sangat bersyukur, mempunyai teman-teman yang selalu mendukung saya, baik dalam pembelajaran maupun hal-hal yang lain, dan hasilnya, saya menjabat sebagai ketua kelas, selama 3 tahu, dari kelas 1 SMA sampai dengan kelas 3, kelas 2 dan kelas 3 itu, saya  berada di kelas unggulan, dan untuk kali pertama, saya menjadi ketua kelas, selama 3 tahun. Hal yang lain, setelah di SMP, akademik saya sangat jelek, di SMA saya, alhamdulillah berhasil masuk 10 besar rangking kelas, dari kelas 2 SMA , sampai kelas 3. Dan juga saya berada di urutan ke 19 dari 50 orang, dalam mengikuti olimpiade geografi dan kimia. Jadi, setelah di SMA lah saya, mulai menjadi anak yang aktif dan mudah berinterkasi dengan semua, dan menjadikan saya, anak yang selalu berusaha dan giat.
Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual development dan potensial development, yang mana seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri. Batas atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur. Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan anak.
            “Ketika saya kelas 2 SMA, saya di tunjuk oleh pengurus SMA saya, untuk mengikuti olimpiade geografi dan kimia (kebumian). Nah , pada saat itu saya bingung, entar harus mulai dari mana untuk persiapan olimpiade itu. Setelah saya merenunginya, saya menjumpai senior kelas 3 yang pernah mengikuti olimpiade itu. Dan saat itu juga, saya diarahkan dan di beri petunjuk tata cara mengikuti olimpiade itu, dan bagaimana cara mengerjakan dan mengatasinya. Disitu saya termotivasi untuk lebih semangat mengikuti olimpiade itu, dan kedepannya saya belajar sendiri, dan memecahkan masalah soal-soal olimpiade sebelumnya.


SCAFFOLDINGS
Teori Vygotsky yang lain adalah “scaffolding“. Scaffolding merupakan suatu istilah pada proses yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui Zone of proximal developmentnya.Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan,memberikan kepada seseorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri.
“Ketika saya berumur 6 tahun , dan baru menjejaki SD, saya dulunya suka menggambar, entah apa yang saya gambar saya tidak tahu, tapi tetap saya lakukan, di dinding-dinding rumah, lantai, dimanapun itu. Dan suatu hari, saya menggambar-gambar di kertas, lalu ibu saya menghampiri saya, dan mengajarkan saya menggambar dengan baik, saya masih ingat waktu itu, gambaran ibu saya bagus sekali, kala itu ibu saya menggambar pemandangan, dan saat itu juga saya diajari olehnya, dan sekalian juga berkata, kalau saya menggambarnya di buku gambar, tidak dimana-dimana, karena akan terlihat rapid an bagus, jika di buku gambar. Di situlah saya, pertama kali di beri oleh ibu, buku gambar, yang sangat besar, saya sengat senang kala itu, dan kedepannya, saya lebih giat menggambar di buku gambar”


Rabu, 12 Maret 2014



PSIKOLOGI PENDIDIKAN

            Psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental kejiwaan. Dan Psikologi Pendidikan  adalah cabang ilmu yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Seperti yang kita ketahui psikolgogi pendidikan adalah bidang yang sangat luas sehingga dibutuhkan satu buah buku tersendiri untuk menjelaskannya.
            Psikologi pendidikan merupakan sumbangsih dari ilmu pengetahuan psikologi terhadap dunia pendidikan dalam kegiatan pendidikan pembelajaran, pengembangan kurikulum, proses belajar mengajar, sistem evaluasi, dan layanan konseling merupakan serta beberapa kegiatan utama dalam pendidikan terhadap peserta didik, pendidik, orang tua, masyarakat dan pemerintah agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara sempurna dan tepat guna.
            Bidang psikologi pendidikan didirikan oleh beberapa perintis bidan psikologi sebelum awal abad ke-20 . Ada tiga perintis terkemuka yang muncul di awal sejarah psikolgi pendidikan.

            William James, dia menegasan pentingnya mempeljari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu rekomendasikannya adalah mulai mengajar pada titikyang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.





            John Dewey,  dewey percaya bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif. Dan juga dewey percaya bahwa anak-anak seharusnya tidak hanya mendapatkan pelajaran akedemik saja, tetapi juga harus diajari cara untuk berpikir dan beradaptasi dengan dunia di luar sekolah.




            E.L.Thorndike,  thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran.










CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF

       Karena mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal. Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplkasikannya secara fleksibel. Hal ini membutuhkan dua hal utama  : 1) pengetahuan dan keahlian professional, 2) komitmen dan motivasi.

Dan berbagai cara dilakukan untuk membuat cara mengajar yang efektif, misalkan :
·         Strategi pengajaran
·         Penguasaan materi pelajaran
·         Keahlian manajemen kelas
·         Keahlian motivasional
·         Keahlian komnukasi

Seorang wanita yang bernama Valeria Pang, mengatakan dia percaya, bahwa penting bagi guru untuk menciptakan kelas yang penuh perhatian dan nyaman bagi murid. Vaelria pang adalah  professor di school of teacher education of san diego.






Keahlian teknologi

            Teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan belajar murid. Dibutukan syarat atau kondisi lain untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung proses belajar murid. Kondisi-kondisi antara lain : 1) visi dan dukungan dari tokoh pendidikan, 2) guru yang menguasai teknlogi untuk pengajaran, 3) standard an isi kurikulum, 4) penilaian efektivitas teknologi untuk pembelajaran. Guru yang efektif mengembangkan keahlian teknologi dan mengintegrassikan computer ke dalam proses belajar di kelas. Integrasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid, termasuk kebutuhan mempersiapkan murid untuk mencari pekerjaan di masa depan, yang akan sangat mebutuhkan keahlian tknologi dan keahlian berbasis computer. Guru yang efektif tahu cara menggunakan computer dan cara mengajar murid untuk menggunakan computer untuk menulis dan berkreasi.



TECHNOLOGY & EDUCATION

          Teknologi bukan hanya membantu anak-anak belajar secara lebih efektif di sekolah, tetapi teknolog juga bisa mendekatkan seklah ke masyarakat.

Di dalam dunia psikologi pendidikan, kita perlu tahu, berbagai macam isinya, yang penting, perlunya komitmen dan motivasi dalam pembelajaran ini.


” Hotma Indra Hakim ”