1. Julia Therisa "
2. Hotma Indra Hakim (13-013)
3. Rifqy Tiara Balqish (13-029)
4. Dewi Sitepu
5. Ester Sihombing (13-109)
Vygotsky
menyatakan bahwa kemampuan kognitif berasal dari hubungan sosial dan kultur, vygotsky
mengatakan bahwa,perkembangan anak tidak bisa dipisahkan dari kegiatan sosial
dan kuktural ( Holland, dkk.,2001). Beliau percaya, bahwa perkembangan memori,
perhatian, dan nalar, melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alat yang ada
dalam masyarakat, seperti, bahasa,berinteraksi, dan lain lain. Teorinya
mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi oleh situasi dan
bersifat kolaboratif. Memperoleh pengetahuan dapat dicapai dengan baik melalui
interaksi dengan orang lain dalam kegiatan bersama.
“Saya dulu anaknya
pendiam, tidak terbuka, dan mudah bergaul juga sih, tapi untuk pembelajaran
saya, saya sangat kurang kala itu. Semua itu terjadi, dari SD sampai dengan
SMP, dan SMA lah, saya mulai terbuka, dan mudah berinteraksi dengan semua
orang. Di masa SMA itu lah, saya mulai belajar, bagaimana saya harus bisa
aktif, dalam belajar atau apa pun, misalnya berorganisasi. Kala itu saya sangat
bersyukur, mempunyai teman-teman yang selalu mendukung saya, baik dalam
pembelajaran maupun hal-hal yang lain, dan hasilnya, saya menjabat sebagai
ketua kelas, selama 3 tahu, dari kelas 1 SMA sampai dengan kelas 3, kelas 2 dan
kelas 3 itu, saya berada di kelas
unggulan, dan untuk kali pertama, saya menjadi ketua kelas, selama 3 tahun. Hal
yang lain, setelah di SMP, akademik saya sangat jelek, di SMA saya, alhamdulillah
berhasil masuk 10 besar rangking kelas, dari kelas 2 SMA , sampai kelas 3. Dan juga
saya berada di urutan ke 19 dari 50 orang, dalam mengikuti olimpiade geografi
dan kimia. Jadi, setelah di SMA lah saya, mulai menjadi anak yang aktif dan
mudah berinterkasi dengan semua, dan menjadikan saya, anak yang selalu berusaha
dan giat.
Konsep
Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona Perkembangan
Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit
dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan
bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal
merupakan celah antara actual development dan potensial development,
yang mana seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan
apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau
kerjasama dengan teman sebaya. Batas bawah dari ZPD adalah
tingkat keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri. Batas atas
adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan
bantuan seorang instruktur. Maksud
dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan
perkembangan anak.
“Ketika
saya kelas 2 SMA, saya di tunjuk oleh pengurus SMA saya, untuk mengikuti
olimpiade geografi dan kimia (kebumian). Nah , pada saat itu saya bingung,
entar harus mulai dari mana untuk persiapan olimpiade itu. Setelah saya
merenunginya, saya menjumpai senior kelas 3 yang pernah mengikuti olimpiade
itu. Dan saat itu juga, saya diarahkan dan di beri petunjuk tata cara mengikuti
olimpiade itu, dan bagaimana cara mengerjakan dan mengatasinya. Disitu saya
termotivasi untuk lebih semangat mengikuti olimpiade itu, dan kedepannya saya
belajar sendiri, dan memecahkan masalah soal-soal olimpiade sebelumnya.
SCAFFOLDINGS
Teori Vygotsky yang
lain adalah “scaffolding“.
Scaffolding merupakan suatu istilah pada proses yang digunakan orang dewasa
untuk menuntun anak-anak melalui Zone of proximal developmentnya.Scaffolding ialah perubahan tingkat
dukungan,memberikan kepada seseorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap
awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan
kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin
besar segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan guru
dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan menguraikan masalah ke dalam bentuk
lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri.
“Ketika
saya berumur 6 tahun , dan baru menjejaki SD, saya dulunya suka menggambar,
entah apa yang saya gambar saya tidak tahu, tapi tetap saya lakukan, di
dinding-dinding rumah, lantai, dimanapun itu. Dan suatu hari, saya
menggambar-gambar di kertas, lalu ibu saya menghampiri saya, dan mengajarkan
saya menggambar dengan baik, saya masih ingat waktu itu, gambaran ibu saya
bagus sekali, kala itu ibu saya menggambar pemandangan, dan saat itu juga saya
diajari olehnya, dan sekalian juga berkata, kalau saya menggambarnya di buku
gambar, tidak dimana-dimana, karena akan terlihat rapid an bagus, jika di buku
gambar. Di situlah saya, pertama kali di beri oleh ibu, buku gambar, yang
sangat besar, saya sengat senang kala itu, dan kedepannya, saya lebih giat
menggambar di buku gambar”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar