PENGALAMAN BERDASARKAN
PEDAGOGI DAN ANDRAGOGI
Pedagogi
merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu pendidikan
anak. Pedagogik sebagai ilmu sangat di butuhkan oleh guru khususnya guru taman
kanak-kanak dan guru sekolah dasar karena mereka akan berhadapan dengan anak
yang belum dewasa. Tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan, atau
mentransformasikan pengetahuan kepada para anak di sekolah, melainkan guru
mengemban tugas untuk mengembangkan kepribadian anak didiknya secara terpadu.
Nah
untuk yang andragogi, pengertiannya adalah seni atau ilmu untuk mengajar orang
dewasa. Namun karena orang dewasa sebagai individu yang dapat mengarahkan diri
sendiri, maka dalam andragogi yang lebih penting adalah kegiatan belajar dari
peserta didik bukan kegiatan mengajar dosen. Tokoh yang dikenal sebagai bapak
Andragogi adalah Malcolm Knowles. Beliau terkenal dengan teori andragoginya
walaupun beliau bukanlah orang yang pertama kali menggunakan istilah
tersebut.
Pengalaman
pertama saya mengenai pedagogi su. Yaitu pada saat saya di jenjang SD, SMP,
SMA. Pengalaman saya ketika saya masih SD adalah pada saat saya duduk di bangku
kelas 2. Guru saya menerangkan peraturan-peraturan yang harus saya ikuti di
kelas beliau menerangkan dengan begitu jelas. Seperti kalau ketika tidak
mengerjakan PR, kami akan dihukum berdiri di depan kelas. Karena ketika saya
dikelas 1, kami belum dikenalkan yang namanya PR. Disini guru menentukan tujuan
dari proses pemebelajaran yang akan kami lakukan kedepan.
Suatu
ketika pada waktu itu, saya tidak mengerjakan PR, yang diberi oleh guru kami, karena
saya, hari sebelumnya, lebih memilih main-main. Dan ketika pada saat
pengumpulan tugas, hanya saya sendiri yang tidak mengumpul, dan saya di Tanya oleh
guru saya, kenapa tidak mengerjakan. Dan pada akhirnya, saya di berdirikan di
depan kelas, di tertawai teman-teman saya satu kelas, kala itu, saya sangat
malu, sedih, dan agak sedikit marah kepada guru saya. Sepulang sekolah, saya
menangis, saya menceritakan apa yang terjadi di sekolah, kepada orang tua saya,
saat itu juga saya, mulai tidak suka dengan sekolah.
Namun
pada akhirnya, orang tua saya, menjelaskan, dan member gambaran, seperti apa
seolah itu, ruang lingkupnya, denga daya pikiran saya saat itu. Tetapi perasaan
saya masih biasa aja kala itu. Naik ke bangklu kelas 3, kami memiliki guru-guru
yang baik, dan ramah, yang mengajarkan kami. Lebih sering membimbing kami, dan
menjelaskan secara rinci tentang pembelajaran, walaupun suka marah , ketika
kami sudah kelewatan. Disitu saya mulai terbiasa dalam suasanya. Begitu juga
kelas, 4, 5 , dan 6. Di kelas 4, guru-guru yang mengajar kami, sangat kasar,
kami pernah di jewer, dan di repeti habis-habisan, karena tidak tahu, rumus
matematika yang diajarkan. Tetapi semenjak kelas 5, dan 6. Guru-guru banyak
memotivasi kami, untuk bisa lebih baik lagi. Sering ngasih tanya jawab, dan
yang dapat menjawabnya dapat hadiah, saat itu saya mulai mengerti, bagaimana,
suasana sekolah kala itu.
Pengalaman
semasa sekolah dasar.mulai dari kuku sampai seragam sekolah diperhatikan
guru.dari yang terkecil hingga terbesar semua seperti tanggung jawab guru.dari
ingin kekamar kecil buang air,masih memanggil ibu guru untuk menemaninya.dan
sampai memperhatikan guru yang menerangkan didepan kelas siswa harus melipat
tangan dan pandangan harus kedepan.smapai ejaan kata guru datang kemeja siswa
satu persatu untuk membantu siswanya.semua diterapkan oleh guru ketika guru
menjelaskan dan ketika berada ruang lingkup sekolah.
Ketika
naik ke SMP apa yang diterapkan disekolah dasar tidak terlalu diperhatikan oleh
guru.karena semua siswa sudah mampu mengerjakan masing-masing tugas.Dan ketika siswa
membutuhkan bantuan guru. Siswa akan bertanya kepada guru dan guru menjelaskan
dengan detail. Dan bagi siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah,siswa akan
diberikan hukuman oleh guru. Apapun yang tidak dikerjakan dan terlambat datang
kesekolah.semua ada hukuman yang diberikan oleh gurunya. Pernah kami, dihukum
satu kelas, karena, kami saat itu, ketika bel sudah berbunyi, menunjukkan jam
upacara bendera, kami masih di ruang kelas, mengerjakan tugas, yang seharusnya
di kerjakan dirumah. Kami dipergokki oleh guru kami. Dan kami pun di berdirikan
di lapangan pada sat upacara, satu kelas . kemudian kami mendapatkan surat
panggilan orang tua, saya takut dan sedih, saya di marahin dirumah. Dan saat
itu, perpisaham SMP, kami tamat, melanjut ke SMA, dan saya menyalami guru-guru
semua, sambil menangis, saya merasa, mereka meberikan yang terbaik buat kami,
walaupun sering dihukum, dimarahin, tetapi mereka melakukan itu, untuk kebaikan
kami.
Begitu
juga ketika saya SMA semua tidak jauh berbeda, daya mulai merubah diri saya
untuk bisa lebih baik lagi, dalam pembelajaran, ruang lingkup sekolah. Dan pada
akhirnya, saya menjadi ketua kelas selama 3 tahun , kelas 1, 2 , dan 3. Dan saya
mendapatkan rangking, 5 besar, 10 besar, selama 3 tahun di SMA.
Pengalaman
Andragogi saya yang pertama kali adalah ketika saya tamat SMA dan memasuki
perkuliahan. Pada awal masuk saya sedikit merasa susah untuk menyesuaikan diri
di perkuliahan. Apalagi dengan metode pembelajaran yang berpusat pada semuanya,
ruang lingkup manusia, social, bioligis , staistik dan mempresentasikannya di
depan kelas. Dan saya merasa kesulitan karena saya belum pernah melakukan hal
ini sebelumnya. Tapi dengan seiring dengan berjalannya waktu saya mulai
terbiasa dengan gaya pembelajaran yang seperti ini. Bersama teman-teman,
sama-sama belajar. Sehingga yang pada awalnya saya susah dalam perkuliahan ini,
sekarang suah bisa menajalaninya dengan baik.
TERIMA KASIH
Hotma Indra
Hakim ( 13-013 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar